Obrog-obrog Dulu dan Kini
Tradisi obrog-obrog bertujuan membangunkan warga bersahur. Semula dimainkan dengan alat tradisional, kini sudah bertransformasi.
BEGITULAH syair tembang "Gala-gala" yang dinyanyikan Juju, 22 tahun, memecah keheningan malam. Selepas hujan di tengah malam yang mengguyur Kota Cirebon, Jawa Barat, malam itu, dingin terasa bagi rombongan kecil tersebut. Juju menghangatkan tubuh mungilnya dengan jaket merah muda. Sementara itu, Widya, 18 tahun, mengenakan sweater hitam. Gadis yang belum lulus sekolah menengah pertama ini tengah menunggu giliran menyanyi. “Mbak Juju udah dua
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini