Jejak Permakaman Nazi dan Kisah Deutsche Schule
PENULIS berkebangsaan Jerman, Horst Henry Geerken, membeberkan risetnya tentang jejak Adolf Hitler dan paham Nazi di Indonesia lewat buku Hitlers Griff nach Asien jilid III dan IV. Dua jilid anyar yang terbit tahun lalu ini mendalami temuan Geerken dalam dua buku pertamanya yang berjudul sama. Tulisan Geerken dalam dua jilid barunya antara lain bertolak dari buku harian Otto Coerper yang mengisahkan secara detail sekitar 300 orang Jerman yang sempat dibui di Hindia Belanda. Menurut catatan Coerper, setelah Jepang masuk ke Indonesia pada 1942, para tawanan itu dibebaskan. Mereka lalu tinggal di Sarangan, kaki Gunung Lawu, Jawa Timur, dan mendirikan Sekolah Jerman atau Deutsche Schule. Coerper juga mendirikan Latihan Opsir Polisi Tentara. Presiden ketika itu, Sukarno, mengirim kadet-kadet sekolah angkatan laut di Yogyakarta untuk mempelajari bahasa Jerman di Deutsche Schule agar mereka memahami peralatan militer yang banyak datang dari negara tersebut. Di antara sederet alumnusnya, terdapat nama Raden Eddy Martadinata dan Donald Isaac Pandjaitan.
PERMAKAMAN di kaki Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, itu punya pemandangan yang tak biasa. Dipayungi pohon-pohon karet dan kencana yang menjulang, terdapat sepuluh makam bertanda Eisernes Kreuz, salib baja khas Nazi atau Nationalsozialist, Partai Nasionalis-Sosialis Pekerja Jerman. Area sekitar 20 x 50 meter itu berada di Arca Domas, Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Dalam bahasa Sunda Kuno, Arca Domas berarti 800 patung, m
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini