Spiritualisme Karen Armstrong
Tiga puluh tahun hidup soliter, Zarathustra akhirnya memutuskan meninggalkan gubuknya yang sunyi di puncak gunung. Ia merindukan tangan-tangan terkembang, siap menerima pencerahan, hasil kontemplasinya yang panjang dan sulit.
Berbincang sebentar dengan pendeta tua di lereng gunung, Zarathustra melanjutkan perjalanannya sambil bergumam, "Tidak tahukah dia bahwa Tuhan sudah mati? Siapa yang membunuh-Nya?" Bertanya dan menjawab, ia berkata, "Kita, de
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini