GESANG, pencipta lagu Bengawan Sala, agak kesal. Beberapa
bulan lalu ia pernah dipesan menciptakan lagu mengenai waduk
serbaguna yang terhampar di kaki bukit Gajah Mungkur, Wonogiri.
Gesang setuju asal diizinkan tinggal barang sebulau di
Pesanggrahan Gesang mengambil namanya -- yang terletak di
puncak bukit tersebut.
Tunggu punya tunggu, jemputan tak kunjung tiba "Nah, kalau
begini, siapa sebenarnya yang tidak serius?" katanya. Tapi ia
tidak putus asa, meskipun Pimpinan Proyek Bengawan Sala,
Suminto, pemesan lagu tersebut, sudah digantikan oleh Sriyono.
Apalagi kini ia mendapat sponsor lain yang memesan lagu
bengawan Sala II.
"Lagu Bengawan Sala itu saya ciptakan tahun 1942. Dan sekarang
bengawannya sendiri kan sudah banyak berubah," katanya. Itu pula
yang ditekankan oleh sang sponsor, yang namanya enggan disebut.
"Tapi kalau judulnya Bentrawan Sala II, saya khawatir
Bengawan Sala yang pernah dilupakan orang," kata Gesang
lagi. Yang pasti, Gesang ingin menciptakannya di Pesanggrahan
Gesang.
Dalam usia 65 tahun, tanpa istri dan anak, sudah dua tahun
Gesang tinggal di Perumnas Palur, sekitar 10 km dari Sala. Ia
hanya ditemani oleh seorang pembantunya. Tak punya pekerjaan
tetap, sesekali ia menyanyi di pesta-pesta atau mengisi acara
RRI Sala. Kadang-kadang diundang nyanyi di hotel-hotel bila ada
turis asing datang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini