SEBUAH awal yang lancar, kemudian tantangan yang mesti dikalahkan, dan baru sebuah pernikahan. Itulah cerita sebenarnya dari proses percintaan antara Caroline Kennedy dan Ed Schlossberg, Juli lalu. Kini itu diungkapkan oleh setidaknya dua media: majalah Ladies Home Journal, dan New Idea, akhir-akhir ini. Mula-mula Jacqueline (Jackie), ibu Caroline, sendiri yang tampak bangga, memperkenalkan "kawan baru" putrinya, ketika mereka hadir dalam sebuah pesta lima tahun lalu. Dan ketika kedua orang itu makin akrab, reaksi pun berubah arah. Padahal, Ed, seorang seniman dan filosof menawan. Ia menulis disertasi dengan topik yang jarang: dialog imajiner antara pencetus teori relativitas Albert Einstein dan salah seorang pelopor drama absurd Samuel Beckett. Cuma sayang, Ed pun memenuhi syarat untuk ditolak oleh keluarga Kennedy: ia berdarah Yahudi. Untunglah, Caroline tak putus asa, meski hampir seluruh keluarga Kennedy mencoba menggagalkan hubungan mereka. Neneknya, Rose Kennedy, sampai menyewa detektif untuk mengawasi tingkah polah Ed sehari-hari. Bila kemudian pasangan dengan beda usia 13 tahun itu jadi juga menikah, tersebar kabar bahwa keluarga yang disegani di AS itu terpaksa merestui, karena Caroline sudah telanjur hamil. Jackie, sebelum menyerah berbulan-bulan bertengkar dengan putrinya. Ia menghendaki agar pernikahan berlangsung diam-diam saja. Bahkan sang nenek, berkali-kali mengindoktrinasi cucunya agar tetap menyandang nama Kennedy dan tetap memeluk Katolik. Di saat pernikahan si nenek ngambek, ia tak hadir. Jackie memang menghadiri upacara pemberkatan di gereja. Tapi ia ternyata tak melakukan kelaziman yang berlaku: ia tak memberikan ciuman kepada mempelai pria. Janda menjelang 60 tahun ini hanya menyalami menantunya secara formal. Akan halnya pihak keluarga Ed, pun, konon tak menyetujuinya. Ayah Ed juga tak hadir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini