Di Pintumu Aku Mengetuk, Ya Rasul
KETIKA melewati pintu besi dengan kusen warna emas, dan menginjak marmer dingin di bagian dalam makam, saya merasa mengapung. Kesadaran mendadak susut, tersedot pikiran yang terpusat pada dia yang berbaring dekat di sini: Muhammad, Dia yang Selalu Berdoa, manusia yang namanya paling sering disebut pengikutnya. Cepat saya pegang lengan seseorang di depan, lalu menenangkan diri dengan meneruskan membaca salawat.
Bagian dalam makam, yang kira-kira
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini