Honor Tak Kunjung Datang
Pelupuk mata Taufik Manan mulai berkaca-kaca. Tubuh kurusnya yang dibalut kaus abu-abu kusam dan celana yang berlubang-lubang karena aus menambah gambaran penderitaan pria berusia 29 tahun ini. Sambil mengelus kepala anaknya yang duduk di pangkuannya, dia berucap, ”Langit ini seperti mau runtuh.”
Pangkal keluhannya menyangkut honor sebagai guru bantu yang sering tertunda. Honor untuk Agustus yang lalu, misalnya, belum lagi ia terima. Biasan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini