Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Duplikat Si Juara Lempar

Pemecah rekor nasional lempar cakram, anak usman effendi (pemegang rekor nasional tolak peluru).

30 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YULIANA Effendi memang tepat memilih siapa ayahnya. Sebab kalau bukan pemegang rekor nasional tolak peluru Usman Effendi sendiri yang meng-. asuhnya, dia tak bakalan punya nama sebesar sekarang. "Hanya karena ayah saja saya menjadi atlet lempar cakram," ceritanya kepada wartawan TEMPO, Rudy Novrianto. Ketika masih aktif bertarung dalam nomor-nomor lempar, Usman selalu mengajak Yuliana yang baru duduk di kelas 5 SD turut ke lapangan. Melihat lapangan yang berpagar pohon menghijau dengan lintasan gravel cokelat menyala, kaki si kecil jadi gatal. Ia mulai belajar lari dan melompat jauh. Boleh dikatakan lari dan lompat itu merupakan awal karir Yuliana. Pada usia 15 tahun barulah Usman Effendi mengarahkan anak tunggalnya itu menjadi pelempar cakram. "Mula-mula dia hanya sekadar mencoba-coba, tapi kemudian jadi tertarik," kata ayah yang berusia 41 tahun itu. Pengarahan itu disadarinya betul karena postur tubuh Yuliana yang besar tinggi. Satu syarat mutlak bagi seorang pelempar cakram. Beruntunglah Usman memiliki Yuliana. Karena untuk mencari pelempar cakram putri bukanlah mudah. Anak-anak gadis enggan mencoba bidang ini karena takut tubuhnya akan penuh berotot. Dan berat jodoh. Tetapi Yuliana, siswa SMA kelas 2 berusia 17 tahun itu, ternyata bukanlah seperti yang dikhawatirkan. Sekalipun saban hari berlatih 2 jam dengan kemungkinan melemparkan cakram yang berbobot 1 kg itu sampai 100 kali, ia tetaplah gadis yang manis. Tubuhnya menjulang 170 cm, berat 78 kg. Untuk mempertahankan daya lemparnya, saban hari an,ak tunggal itu menghabiskan makanan 4.000 sampai 5.000 kalori di pemusatan latihan nasional Senayan, Jakarta Di sekolah dia ternyata anak yang pandai juga. Dia menempati ranking 4 di kelasnya. Bercita-cita menjadi ahli biologi. "Selagi bisa berprestasi saya akan berlatih semaksimal mungkin. Tetapi kalau suatu ketika saya harus menentukan cakram atau sekolah, saya lebih berat memilih sekolah," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus