Gamelan dari Tanah Pembuangan
Suatu malam di penghujung 1928. Dari kamp konsentrasi Tanah Merah yang sunyi dan terpencil, suara gamelan mengalun. Mulanya gesekan rebab, kemudian bunyi gambang, bonang, dan gendang. Terakhir, gong dengan vibrasi panjang.
Hampir setiap mejelang malam, gamelan itu memecah kesunyian Tanah Merah, Digul, Papua Barat itu. Gamelan Digul—begitu nama gamelan itu—adalah kreasi Pontjopangrawit selama ia menjadi tawanan politik di sana. Bentuknya sep
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini