Bukan Hiduplah Jika Tak Terus Bergerak
Barat atau Timur tak ada sebagai esensi. Keduanya ada sebagai "fakta linguistik”.
PADA 1984 esais itu menulis: "Barat selalu membikin kita risau." Sesuatu yang tak jelas batasnya, sebuah kekuatan yang meletakkan kita di kakinya, "Dan sekarang tetap jadi tempat kita becermin.” Seorang pemuda mengingat imaji esai itu hingga kini, 40 tahun kemudian. Ia mengutip luar kepala, nyaris verbatim: "Barat: cermin. Kita mematut-matut diri di depannya."
Esais itu Goenawan Mohamad. Pemuda itu suami saya. Kata-kata yang kuat melek
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini