Derita Pengungsi Iridami
MARIAM Mahamat Savil tampak lusuh dan luluh. Toh, perempuan berusia 25 tahun ini seperti tak hirau akan terik matahari yang menyengat tubuh lusuhnya di sebuah siang dua pekan lalu. Selepas subuh, ia sudah berdiri antre bersama ribuan rekan senasib di kamp pengungsi di Iridami, daerah perbatasan Sudan-Chad. Di ujung antrean, di sebuah tenda kanvas, mereka menerima sebuah bungkusan yang hanya berisi setengah kilogram sorgum (sejenis gandum), 50
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini