DESEMBER 1971. Pakistan berada dalam kekacauan. Hari depan tidak
berketenluan. Dengan keyakinan penuh, Ali Bhutto yang
menggantikan Jenderal Yahya Khan meletakkan suatu rencana bagi
Pakistan yang baru saja kehilangan wilayah timurnya yang kaya -
dan menjadi Bangla Desh. Di wilayah barat, yang kini jadi
satu-satunya daerah yang kini diperintah dari Islamabad, hidup
65 juta warga Pakistan. Sebagian besar terdiri dari petani
miskin yang buta huruf.
"Zulfikar Ali Bhutto, 49 tahun, sarjana hukum lulusan Oxford
yang pernah mencicipi pendidikan hukum di Berkeley, California,
telah membangkitkan kembali Pakistan yang telah tersungkur
akibat pemisahan diri Pakistan Timur yang menjldi Bangladesh,"
begitu komentar seorang diplomat Inggeris di Islamabad tahun
silam.
Menjadi presiden dari tahun 1971 hingga 1973, Bhutto kemudian
jadi perdana menteri hingga saat ia digulingkan Selasa pekan
silam. Berasal dari keluarga aristokrat, Bhutto yang tergolong
politikus kawakan - menjadi Menteri untuk pertama kalinya pada
usia 30 tahun -- memperkenalkan suatu ideologi baru yang
disebutnya "sosialisme Islam". Lawan-lawan politiknya -
kebanyakan terdiri dari orang-orang Islam ortodoks -- mencurigai
ideologi Bhutto itu sebagai sekedar tipuan dari "seorang yang
sesungguhnya hanya memperalat Islam".
Bhutto sendiri memang hidup dengan gaya yang pantas mencurigakan
para ortodoks. Ia dituduh suka minum alkohol, dan Bhutto tidak
menyangkal. Katanya: "Tidak ada salahnya jika saya minum sedikit
sebelum menaiki tempat tidur."
Bhuttolah yang menegakkan kembali pemerintahan sipil setelah
Pakistan selama 13 tahun dikuasai oleh pemerintahan militer.
Dengan meninggalkan kursi kepresidenan, untuk jadiperdana
menteri di tahun i973, Bhutto sebenarnya memperkenalkan sistim
parlementer di Pakistan. Kendati demikian, Bhutto adalah seorang
otokrat. Ia memandang rendah lawan politiknya, memperlakukan
mereka dengan kasar, bahkan memenjarakan mereka yang suka
melawannya secara terang-terangan.
Tingkah lakunya yang begini inilah yang kemudian membawa
Pakistan ke dalam kancah pertumpahan darah setelah pemilu Maret
1977 yang lalu. Diperhitungkan 300 orang mati akibat huru-hara
yang timbul lantaran partai oposisi menuduh Partai Rakyat
Pakistan pimpinan Bhutto menang lewat kelicikan.
Arah Baru
Setelah mengambil alih kekuasaan dari Yahya Khan pada tanggal 20
Desember 1971 Bhutto memheri arah baru bagi politik luar
Pakistan. Ia berusaha menghindarkan Pakistan dari konfrontasi
dengan India - hal yang terjadi dua kali selama masa
pemerintahan militer - serta mendekatkan negerinya ke kalangan
negara-negara Islam yang kaya. Mengakui keunggulan militer
India, lewat pertemuan tingkat tinggi di Simla, ia mencoba
memperbaiki hubungan kedua negara. Setelah melepaskan Mujibur
Rahman dari tahanan militer Pakistan -- hingga Mujib bisa jadi
presiden pertama Bangladesh -- Bhutto kemudian berusaha
menciptakan hubungan diplomatik antara dua negara yang tadinya
satu.
Ketangkasan politik Bhutto juga terlihat pada hubungan luar
negeri Pakistan yang baik dengan Uni Soviet, Cina tapi juga
dengan Amerika Serikat. Bagi ekonomi Pakistan yang kacau balau
akibat perang dan hilangnya Pakistan Timur, Bhutto mendatkan
jalan keluar dengan berbaik-baik kepada negara-negara Arab. Dari
Timur Tenah ia mendapat banyak uang dan simpati. Ketika suhu
politik makin memanas di Pakistan dua pekan silam, Bhutto, untuk
kesekian calinya, melakukan perjalanan ke Timur Tengah.
Bhutto juga yang mencetuskan ide perlunya didirikan suatu pakta
militer bersama antara negara-negara Islam. Di Pakistan, gagasan
Bhutto itu dinilai cuma sekedar usaha untuk mengalihkan
perhatian dari kekalutan politik dalam negeri yang sulit
diatasinya. Dan ketika dari berbagai negara Arab belum juga
terdengar tanggapan terhadap gagasan baru tersebut, Bhutto sudah
keburu diamankan oleh Jenderal Ziaul Haq, Kepala Staf Angkatan
Darat Pakistan yang dilantiknya sendiri Maret tahun silam.
Zulfikar Ali Shahnawaz Khan Bhutto, lahir di Larkana pada
tanggal 5 Januari 1928, suami dan ayah dari dua putera, kini
sedang berada dalam tahanan. Ini bukan masa tahanan pertama
baginya. Ketika mendirikan Partai Rakyat Pakistan di tahun 1967,
rezim militer telah pula memenjarakan Bhutto selama tiga bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini