Na’am dan La Telah Berlalu
Jarum jam menunjukkan pukul 7.30 pagi waktu Kairo. Tempat pemungutan suara (TPS) Madrasah Hay Asyir, Kairo, masih lengang seolah tak akan ada kegiatan besar. Padahal, hari itu untuk pertama kalinya rakyat Mesir akan memilih lebih dari satu kandidat presiden. Selama ini warga hanya disodori selembar kertas suara berisi dua kata keramat: na’am (ya) dan la (tidak) dalam referendum. Selama empat periode kekuasaan Mubarak, Mesir cuma mengenal refer
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini