Mardiyem yang Tak Lagi Bisa Mencintai
DIK, iki diladeni tamu (Dik, tamunya dilayani)," ujar seorang pembantu di Asrama Taliwang kepada Mardiyem di suatu siang. Mardiyem, 13 tahun, tidak paham. Belum sempat ia memikirkan maksud kalimat tersebut, seorang Jepang berewokan mendekatinya. Mardiyem masih ingat bahwa lelaki ini adalah mantri kesehatan yang baru saja memeriksanya. Tanpa berkata apa-apa, sang lelaki berewok itu memerkosa Mardiyem.
Setelah itu, datanglah lelaki kedua, ke
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini