Mati-matian Menggenggam Bagdad
BAGDAD dalam subuh musim dingin. Jarum jam belum mencapai angka lima. Menikmati pagi di sebuah kota di tengah gurun—di bawah hujan bom pula—memang bukan hal yang nyaman. Cuaca bisa jatuh ke titik nol membuat mulut mendesis menahan dingin. Wartawan TEMPO Zuhaid el-Qudsy baru saja berniat menunaikan salat subuh di kota itu pada Kamis pekan lalu ketika rentetan gelegar dari ledakan peluru kendali mengguncangkan lantai rumah. Saking dahsy
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini