Para Pemburu Nasib Baru
SEORANG pria gesit memanjat tembok setinggi lima meter berkawat duri itu. Diterpa cahaya lampu remang-remang, bayangannya cepat tenggelam di kegelapan malam. Dibantu kain yang dijalin jadi tali-temali, pria itu melompati pagar, lalu menghilang.
Tak lama, empat pria lain bergegas menyusul. Pada Sabtu dinihari, awal Januari, mereka mencoba lari dari rumah detensi imigrasi—biasa disingkat rudenim—di Bangil, Pasuruan, kota kecil di kawasan tapal
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini