Serdadu dari Purworejo
Rangkaian peristiwa sepanjang 1965-1966—pembubaran PKI dan pergantian presiden—melambungkan nama Sarwo Edhie, sekaligus menjadi titik balik perjalanan hidupnya. Karena dinilai terlalu keras menyudutkan barisan pendukung Sukarno, dia disingkirkan ke Medan, Sumatera Utara, kemudian ke Papua. Jabatan militer terakhirnya "hanya" Gubernur Akademi Militer di Magelang. Tapi, di semua pos itu, Sarwo Edhie tetap bersinar, lantang, keras, tanpa kompromi.
Muncul dari Balik Kemelut
Sarwo Edhie Wibowo dianggap mengambil keuntungan dari perseteruan Benny Moerdani dengan Mung Parhadimuljo. Ahmad Yani tak melupakan kawan lamanya itu.
MARKAS Resimen Para Komando Angkatan Darat, Cijantung, pengujung 1964. Selembar surat tiba di meja Kepala Staf Letnan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Pengirimnya Komandan Batalion I Mayor Leonardus Benyamin "Benny" Moerdani. Membaca surat itu, air muka Sarwo berubah.
+ "I
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini