Berkembang di Iklim Barat
AKHIR musim panas 1929. Seorang pemuda berkulit cokelat menginjakkan kaki di Amsterdam. Baru datang dari Hindia Belanda, Sutan Sjahrir, pemuda itu, segera terpikat oleh suasana masyarakat Belanda yang begitu hidup, seakan tak pernah beristirahat. "Tak ada yang melebihi keheranan saya ketika tiba di Belanda," tulisnya dalam Renungan Indonesia. "Bulan-bulan pertama selalu terkenang."
Dia pun mereguk sepuas hati kebebasan di negeri itu. Di sana, garis pe
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini