Selama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang pekan ini genap dua tahun, bumi (kerap) gonjang-ganjing. Angka pengangguran meledak, jumlah orang miskin membludak, pemberantasan korupsi dipertanyakan, dan masih ada beberapa ”angka merah”. Meski mayoritas rakyat masih ”setia” menyokong sang Presiden, ada kalangan yang mulai gamang. Pengusaha pun kadung patah arang. Kenapa bisa begitu? Ekonom senior Profesor M. Sadli punya jawabannya. ”Kelemahan pemerintahan Yudhoyono terletak pada implementasi, bukan pada soal wawasan atau perencanaan.” Majalah Tempo menurunkan Edisi Khusus Dua Tahun Pemerintahan SBY-JK.
head0935.jpg. tempo : 168027151771
INI bukan lagi 100 hari. Pada 20 Oktober nanti persis dua tahun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin negeri. Tapi jajak pendapat dan survei untuk mengukur kerja pemerintah tetap banyak bermunculan, sama semaraknya seperti ketika 100 hari pertama.
Tak perlu merasa aneh dengan antusiasme ini. Apalagi ”tradisi” mengajak rakyat mengukur kerja pemerintah justru dimulai oleh Presiden SBY sendiri. SBY adalah presiden pertama yang melontarkan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.