Akhir Sebuah Tidur Sunyi
PADA sebuah gedung suwung—kosong dan senyap—perempuan itu bertahan. Hanya ada gelap di sana. Bilah-bilah papan dindingnya sudah keropos. Gentengnya penuh lumut dan sebagian sudah diganti dengan seng yang juga sudah karatan. Di tengah bangunan itu, di sebuah loket reot, buruh cuci itu berumah dengan dua anak gadisnya.
”Sudah dua tahun saya tinggal di stasiun ini,” kata Aminah. Di Stasiun Ule Lheu inilah—sekitar delapan kilometer dari M
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini