Sebuah Perangkap untuk Sang Aktivis
MULYANA Wira Kusumah meraih telepon genggam dan memencet sejumlah nomor. Saat itu seperti ada yang ingin ia bicarakan kepada anak lelakinya, Guevara Santayana. Mobil dinas Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang ditumpanginya melaju tenang menyusuri jalan-jalan Ibu Kota.
Malam belum larut benar, Jumat 8 April lalu. Jarum jam belum lagi menunjuk angka delapan. Dari ujung telepon, si anak mendengar suara bapaknya. Mulyana menyampaikan pesan singkat
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini