Satu Hati, Satu Pikiran
Perhitungan politik Yusril Ihza Mahendra memang cerdik. Awal Maret lalu, ketika pemilihan presiden putaran pertama belum lagi dimulai, Yusril mengambil keputusan besar. Ia memilih "merapat" ke SBY, yang baru saja melepas jabatannya sebagai Menteri Koordinator Polkam. Meski Yusril masih menjabat Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia—bahkan sampai sekarang—ia memilih menyempal, tidak mendukung bosnya, Megawati, dalam pemilihan presiden.
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini