Sebujur Sajak di Peti Mati
Di batu nisan, Zen Hae meletakkan sebujur sajak. Ia tak menulis tentang kematian yang hening atau perkabungan yang murung. Ia justru bicara tentang berisik kota. Tentang aneka macam suara di jalan-jalan, di saluran-saluran radio dan televisi, di terminal, di rumah-rumah perempuan penggoda, di obrolan-obrolan kafe. Juga di rumah-rumah kita yang penuh sumpah serapah: Hai, anak jadah! Sampai berjumpa lagi di neraka! (sajak ”Taman Kanak-kanak”).
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini