Hitler Jawa
Dengan kepemimpinan populisme otoritarian yang menyihir mayoritas rakyat, “Hitler Jawa” merusak demokrasi.
SEABAD silam, Adolf Hitler membuat sejarahnya sendiri di Jerman. Ia meraih kekuasaan secara demokratis pada 30 Januari 1933 dengan terpilih sebagai Kanselir Jerman secara sah dan konstitusional. “Hitler menjadi kepala negara paling populer di dunia,” kata Ian Kershaw (2009).
Namun, empat pekan kemudian, 27 Februari 1933 menjadi hari terakhir demokrasi Jerman yang ditandai oleh musnahnya gedung parlemen Reichstag. Kebakaran yang
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini