Tidak Sekadar Kembali
JUNI 1998. Puluhan orang berkumpul di area teater kompleks Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur. Merekalah orang-orang yang pernah bekerja di Tempo sebelum dibredel empat tahun sebelumnya. Hari itu mereka berhimpun untuk merembukkan nasib ”sang almamater”, Tempo, yang tiba-tiba berpeluang untuk diterbitkan lagi setelah runtuhnya rezim Orde Baru. Di tangan mereka ada secarik kertas putih tempat mereka akan menyatakan pilihan: terbit lagi, atau t
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini