Karena Tak Ingin Menjadi Fosil
TEMPO 40 tahun—dan ini pasti bukan semata-mata takdir. Sekitar tiga puluh wartawan dan seniman muda pada 1971 rasanya tidak sekadar mengikuti garis nasib ketika mulai bekerja di majalah Tempo di gedung tua 10 x 30 meter bekas Apotek Ban An. Mereka memilih, meskipun pilihan itu jauh dari kesan heroik.
Mulanya barangkali hanya tempat mencari kerja atau menulis novel, cerita pendek, drama, esai, puisi, atau merampungkan skripsi kesarjanaan. Kesa
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini