Umar Kayam, Sang Gourmet
“Dan malam itu berjalan seperti malam-malam yang lain. Hangat, seronok, ger, srupat-sruput minum wedang, sat-set melahap gudeg.” (Umar Kayam, Mangan Ora Mangan Kumpul)
Sayup-sayup terdengar, pada Sabtu sore yang murung itu, saat duka mengepung indra: “Sampai akhir hayatnya Uka itu masih doyan makan.” “Dia itu ngerti sekali makanan; jago masak lagi.” Kemudian, di tengah desau harum kamboja, “Makanan itu cintanya yang nomor satu.
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini