Pencurian minyak mentah di Sumatera Selatan merugikan negara ratusan miliar rupiah. Mereda sejenak, tahun lalu aksi pencolengan dengan melubangi pipa milik Pertamina dan perusahaan swasta yang dikenal dengan istilah tapping itu kembali marak. Pelakunya profesional, terorganisasi dalam banyak kelompok kecil, dan terhubung dengan pengepul yang juga menampung minyak hasil pengeboran ilegal. Jejaring mereka terangkai dari Palembang, Tangerang, Batam, hingga jauh ke Singapura, India, dan Cina.
PADA 2013, ketika harga minyak dunia melambung mencapai titik tertinggi dalam lima tahun terakhir, perusahaan-perusahaan pengebor di Sumatera Selatan malah kehilangan ratusan ribu barel minyak mentah. Emas hitam itu dicuri para pencoleng terlatih yang dibiayai pembeli alias "investor" dari Jakarta dan Singapura.
Kelompok pencuri menyedot minyak dari pipa-pipa yang menghubungkan puluhan sumur ke Refinery Pertamina Unit III di Plaju, Palembang. Mod
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.