Hidup Bersama Beras Berpemutih
Praktek ini sudah dimulai pada 1980-an, tapi makin marak pasca krisis ekonomi 1997. Ketika itu, banyak konsumen yang menginginkan beras "cantik" dengan harga miring. Namun, motif mencari untung gede membuat pedagang gelap mata. Bisa dikatakan kini nyaris sulit mencari beras "murni". Akibatnya, kita makin terbiasa hidup bersama beras berbahan kimia.
Langit mendung di atas Pasar Induk Cipinang, Jakarta, dua pekan lalu, tak mempengaruhi kesibukan di sentra beras ibukota itu. Pedagang besar, calo, dan pembeli sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Truk-truk kontainer silih berganti masuk memasok berkarung-karung beras dari luar Jakarta.
"Semua beras ini satu jenis, yakni IR 64. Kebanyakan dikirim dari Jawa Barat," kata seorang pemilik gudang. Di gudang, beras itu akan dimasukkan ke dalam mesin s
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini