Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada pemandangan tak biasa di Taman Benia Bag, Kota Varanasi, India, Selasa dua pekan lalu. Sejak pagi, ribuan orang mengalir dari segala penjuru kota ke taman itu sambil membawa sapu lidi. Di sepanjang perjalanan, mereka melantunkan Har Har Mahadev, lagu pujian untuk Siwa, sambil mengacungkan sapu lidi, simbol Partai Aam Aadmi (AAP) atau Partai Orang Biasa, dalam pemilihan umum tahun ini.
Hari itu, seperti dikutip Al-Jazeera, sekitar 8.000 orang hadir mendukung Ketua AAP Arvind Kejriwal, yang mengumumkan pencalonannya sebagai anggota Lok Sabha (majelis rendah) dalam pemilu sembilan tahap mulai 7 April hingga 12 Mei nanti. Di Varanasi, satu dari tujuh kota suci dalam Hinduisme dan Jainisme, mantan Menteri Utama New Delhi itu akan berebut kursi dengan kandidat kuat perdana menteri dari Partai Bharatiya Janata (BJP), Narendra Modi.
"Ini seperti Daud melawan Goliat," ujar Anuradha Baruah, seorang perempuan pendukung AAP, menggambarkan pertarungan antara Kejriwal dan Modi, Menteri Utama Gujarat sejak 2002.
Baruah tak berlebihan, mengingat kota di tepi Sungai Gangga itu merupakan basis pendukung BJP. Mereka percaya Modi akan mengembangkan model pembangunan Gujarat di Varanasi dan Uttar Pradesh. Gujarat adalah salah satu negara bagian yang makmur dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 13,79 persen pada 2011-2012, jauh di atas pertumbuhan ekonomi India yang hanya 6,88 persen.
Kejriwal, 45 tahun, berani menantang Modi karena yakin pemilih muslim, yang jumlahnya 15 persen dari 1,6 juta pemilih di kota itu, akan mendukungnya. Warga muslim memilih Kejriwal bukan hanya karena ia tokoh antikorupsi, melainkan ia berani menantang Modi, 63 tahun. Warga muslim masih menganggap Modi bertanggung jawab atas kerusuhan di Gujarat dua tahun lalu, yang menewaskan lebih dari seribu orang-mayoritas muslim-meski Mahkamah Agung telah membebaskannya dari tuduhan.
Cara Kejriwal berkampanye mengundang simpati warga muslim. Ia mematikan pengeras suara ketika azan berkumandang. Ia juga mengenakan peci yang diberikan oleh seorang ulama setempat. Ia meyakinkan para pendukungnya bahwa BJP dan Kongres bak dua sisi mata uang, yang selama ini disetir para pengusaha.
"Korupsi adalah kegagalan terbesar negeri ini. Turunlah ke jalan dan perangi korupsi," ujarnya sembari melambaikan tangannya ke arah orang-orang yang bertengger di atap-atap gedung di sekitar taman.
Tukachand, 42 tahun, pedagang grosir di Varanasi, mengatakan India membutuhkan perubahan drastis, dan Kejriwal-lah satu-satunya harapan ketika partai mapan seperti BJP, Partai Kongres Nasional India, Partai Samajwadi, dan Partai Bahujan Samaj tak menawarkan perubahan.
Tak mudah bagi Kejriwal merebut kursi di Varanasi karena bukan cuma Modi yang akan menghadangnya, melainkan juga calon dari Partai Kongres, Priyanka Gandhi, putri bungsu pasangan Rajiv dan Sonia Gandhi. Ia dianggap satu-satunya calon yang bisa mengalahkan Modi.
Modi juga belum tentu bakal menang mudah. Dalam pemilu sebelumnya, calon dari BJP, Murli Manohar Joshi, hanya menang tipis atas calon Partai Bahujan Samaj, Mukhtar Ansari. Joshi merebut 30,52 persen suara, sedangkan Ansari 27,94 persen. Selisih suaranya sangat tipis, hanya 16.211 suara.
Kejriwal dan APP mengejutkan India dengan merebut 28 dari 70 kursi di Dewan Kota New Delhi. BJP, yang menang dengan 31 kursi, menolak membentuk pemerintahan sehingga Kejriwal menjadi menteri utama. Tapi ia mundur setelah 49 hari berkuasa pada 14 Februari karena gagal mengajukan Rancangan Undang-Undang Antikorupsi ke Dewan.
Pertengahan bulan lalu, ia turun ke jalan menggelar kampanye nasional antikorupsi. Dalam pawai di Gangaicha, Negara Bagian Haryana, ia menyerang para pengusaha kaya India, yang ia tuding menyetir kebijakan pemerintah. "Pemerintahan Orang Biasa akan segera tiba. Saya melihat begitu banyak orang marah kepada partai-partai ini," ujar mantan pejabat di kantor pajak itu, seperti dilansir Guardian Weekly.
Pengacara, pelajar, wartawan, dan ibu rumah tangga dari kelas menengah India, yang kecewa terhadap para politikus, tertarik pada kampanye antikorupsi yang dipimpin Kejriwal dan mentornya, Anna Hazare. Merekalah yang menjadi penentu kemenangan AAP di New Delhi.
Kampanye Kejriwal membuahkan hasil. Banyak politikus India kini tak jorjoran lagi dalam berkampanye dan mulai mengumpulkan sumbangan kecil dari masyarakat ketimbang menerima sumbangan dari perusahaan besar. Banyak orang menganggapnya pemimpin yang dapat mengubah India yang telah dikangkangi korupsi. Yang lain melihat seorang pria dengan banyak gertak tapi sedikit kesabaran untuk bekerja keras memimpin.
"Arvind Kejriwal tidak tahu bagaimana memerintah dan bahkan tidak tertarik untuk memerintah. Dia akan membuat India tidak stabil," kata Harsh Vardhan, pemimpin senior BJP. Ia mengatakan kampanye AAP tak akan berdampak secara nasional.
Sanjay Kumar, pakar pemilu dari Centre for the Study of Developing Societies yang berbasis di New Delhi, mengatakan masyarakat sudah muak terhadap korupsi. "Itu dapat sedikit membantu AAP," katanya seperti dikutip Today's Zaman.
BJP, yang bersama Aliansi Nasional Demokratik memimpin India pada 1998-2004, yakin bakal menang pemilu tahun ini. Seperti dilaporkan CNBC pada Ahad pekan lalu, hasil jajak pendapat Pew Research Center bulan lalu menyatakan 63 persen responden menganggap BJP harus memimpin India. Hanya 19 persen responden memilih Partai Kongres yang berkuasa-yang kampanyenya dipimpin Rahul Gandhi, putra sulung Rajiv-Sonia Gandhi, yang menjadi calon pesaing Modi memperebutkan kursi perdana menteri.
Warga India marah menyaksikan sejumlah skandal korupsi yang mengguncang pemerintahan Perdana Menteri Manmohan Singh, di antaranya korupsi penyelenggaraan Pesta Olahraga Persemakmuran pada 2010. Selain itu, permainan potongan harga antara para pejabat pemerintah dan perusahaan swasta dalam lisensi telepon seluler generasi kedua (2G) pada 2007-2008.
Untuk menarik simpati 814,5 juta pemilih, Modi berjanji membentuk pengadilan khusus untuk mengadili para anggota parlemen yang terjerat kasus korupsi jika partainya menang. Ia menuding pemerintahan Singh tak mampu mengambil langkah untuk mengakhiri korupsi. "Yang bersalah akan dihukum dan yang tak bersalah akan ditolong," ujarnya dalam pertemuan publik di Nanded, Negara Bagian Maharashtra, Ahad pekan lalu.
Namun Michael Kugelman, analis Asia Selatan dari Woodrow Wilson International Center for Scholars di Washington, mengatakan Kejriwal adalah lawan politik berbahaya bagi Modi. Menurut dia, Modi berusaha menarik perhatian dengan mencitrakan dirinya bersih, tapi kampanyenya tak sesukses kampanye Kejriwal, yang sudah kadung menjadi simbol antikorupsi. "Meski pengikut Kejriwal tak sebanyak Modi, BJB dan Modi tetap khawatir Kejriwal dapat merebut pemilih potensial untuk meninggalkan BJP."
Pertarungan menuju kursi perdana menteri bisa jadi ditentukan di Uttar Pradesh. Sebab, negara bagian berpenduduk 60,4 juta jiwa ini menyediakan kursi terbanyak di majelis rendah, yaitu 80 dari 543 kursi yang diperebutkan dalam pemilu. Dalam pemilu sebelumnya, BJP hanya merebut sepuluh kursi di negara bagian ini, sedangkan Kongres meraup 20 kursi. Suara dari Varanasi bisa menjadi penentu kemenangan karena para pemilih baru ke bilik suara pada fase kesembilan atau terakhir pada 12 Mei nanti.
Sapto Yunus
Mereka yang Bertarung
Dalam sejumlah jajak pendapat, Partai Bharatiya Janata diperkirakan menggusur dominasi Partai Kongres dalam memimpin India lima tahun ke depan. Sejumlah nama diunggulkan untuk menggantikan Perdana Menteri Manmohan Singh, yang tak mencalonkan diri lagi untuk ketiga kalinya.
Narendra Modi
Rahul Gandhi
Arvind Kejriwal
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo