Menjelang Akhir Sang Kolonel
Di sebuah kafetaria di Tobruk, mata para pengunjung, yang hampir semuanya laki-laki, tak lepas dari layar televisi, Kamis pekan lalu. Dibalut pakaian tradisional kebanggaan yang disebut jard, Muammar Qadhafi terlihat berpidato dengan berapi-api. Bukannya mendengarkan dengan saksama, para pengunjung kafe itu terus mengejek Qadhafi, yang telah mereka ”pecat” sebagai pemimpin.
”Lihat ada lubang di pakaiannya,” kata seorang pria. ”Sekarang
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini