DUA puluh empat tahun setelah berakhirnya perang saudara, Bosnia dan Herzegovina terus berusaha untuk maju. Pariwisatanya berkembang pesat, tapi angka pengangguran masih amat tinggi. Di Sarajevo, banyak bekas lokasi perang dijadikan sebagai memorial dan tempat wisata. Berikut ini catatan wartawan Tempo, Philipus Parera, yang mengunjungi negeri di kawasan Balkan itu menjelang akhir musim dingin lalu.
Pemandangan Kota Sarajevo, Bosnia-Herzegovina, dari Sarajevska Zicara. TEMPO/Philipus Parera. tempo : 168031132078
URUSAN imigrasi di Bandar Udara Internasional Sarajevo sama sekali di luar ekspektasi: ringkas dan tidak -ribet. Saya dan petugas imigrasi cuma bertukar kode dua kali. Pertama, dia mengangkat kepalanya dan saya menyodorkan paspor. Kedua, dia melirik ke atas dan saya segera memelototi sensor mata yang digantung tinggi di depan counter. Setelah itu, beres.
Semula saya membayangkan akan mendapat pertanyaan sulit. Bagaimanapun, ini Bosnia dan Herzeg
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.