Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PHILIP James dan Kevin Boyer punya visi yang sama. Dua veteran dari industri anggur ini mengkombinasikan keahlian mereka untuk membuat keajaiban yang hampir muskil terjadi dalam pembuatan wine pada masa lalu.
Wine dianggap sebagian orang sebagai karya seni. Rahasia resepnya dijaga ketat. Akibatnya, harga sebotol wine bisa selangit. James dan Boyer ingin mengubah "kesakralan" ini. Mereka kemudian mengumpulkan teman-teman di Silicon Valley untuk menjelajahi segala kemungkinan mempercepat proses pembuatan wine dengan dikendalikan komputer.
Sama halnya dengan industri parfum yang mampu mensimulasikan bau, James dan Boyer yakin bahwa meniru rasa juga bisa dilakukan. Mereka meneliti rincian kimia yang tepat dari beberapa anggur terbaik di dunia. Setelah selama 12 bulan berbagai uji coba dilakukan, maka lahirlah Miracle Machine, mesin pembuat wine instan.
Bentuknya mirip tabung yang biasa digunakan di laboratorium kimia. Kunci utama dari alat ini adalah ruang fermentasi. Tempat inilah yang digunakan untuk mencampurkan air, sari anggur, ragi, dan bubuk racikan khusus untuk menjadi wine.
Di dalam alat ini terdapat sensor, pengaduk, pemanas, dan pompa, yang berfungsi menjaga suhu ruangan sesuai dalam tahapan fermentasi primer dan sekunder. Tiap komponen ini terhubung ke mikrokontroler, yang menjamin alat ini bekerja membuat wine yang baik sesuai dengan kreasi yang diinginkan dan hanya dalam hitungan hari.
Hebatnya lagi, alat ini bisa terhubung dengan sebuah aplikasi yang digunakan di smartphone atau tablet. Aplikasi ini bisa terkoneksi dengan Miracle Machine melalui Bluetooth untuk memantau perkembangan proses pembuatan wine. Aplikasi ini juga bisa digunakan untuk memilih rasa wine sesuai dengan selera si peracik dan bahan apa saja yang perlu ditambahkan untuk menciptakan wine yang diinginkan.
Saat ini, Miracle Machine dan aplikasinya mempersembahkan enam jenis pilihan rasa wine ternama, seperti Cabernet Sauvignon, Chardonnay dari Napa Valley, Pinot Noir dari Oregon, Tuscan dari Italia, Sauvignon Blanc dari Sonoma, serta anggur merah dan anggur putih dari Burgundy.
Kevin Boyer mengenal wine sejak kecil, bermula dari mengamati ibunya yang membeli beberapa botol wine di pasar untuk dijual lagi. Dia memutuskan mengikuti jejak sang ibu dengan mengawali karier menjadi pemasok wine-yang biasa disebut sommelier-untuk para pembeli dan kemudian meningkat menjadi pemasok wine ke lebih dari 100 restoran. Kini salah satu pendiri Boyanci, pemasok anggur kualitas tinggi Napa Valley, itu menjadi Presiden dan CEO Customvine, perusahaan penyedia anggur terkemuka.
Sedangkan Philip James adalah pengusaha Inggris yang tinggal di New York. Dia pendiri sekaligus CEO Lot18, situs web untuk anggur. James juga CEO dan pendiri Snooth, situs perbandingan anggur terkemuka. Finalis penghargaan Ernst & Young Entrepreneur of the Year 2012 ini meraih magister kimia dari Oxford University dan MBA dari Columbia Business School serta menjadi pengajar spesialis wine bersertifikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo