Bintang Dunia dari Sulawesi Tengah
Anwar Hafid ingin menjadikan Kota Palu sebagai Jakarta ketiga. Butuh program cepat mengatasi kemiskinan.
Anwar Hafid punya mimpi besar menjadikan Kabupaten Morowali sebagai kabupaten bintang dunia. Mimpi itu terus diwujudkan dengan mengenalkan Morowali dengan kekayaan sumber daya alamnya.
Kini kampung Anwar menjadi terkenal dan banyak disebut orang. “Saya bangga nama kampung saya sering disebut orang,” kata Anwar yang menjabat Bupati Morowali periode 2007-2012 dan 2013-2018.
Menteri BUMN 2011-2014, Dahlan Iskan, pernah menyebut Morowali bisa mendikte harga nikel dunia. Cadangan nikel Morowali kini menjadi buruan industri. Menurut Anwar, nikel merupakan bahan baku industri baterai untuk mobil dan motor listrik.
Morowali memiliki cadangan nikel sekitar 3 juta ton dan tersebar di 16 kecamatan. Saat ini telah berdiri kawasan industri nikel terintegrasi terbesar di dunia, Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Kawasan ini menampung sekitar 30 perusahaan tambang dan pengolahan nikel. Morowali juga menyimpang 40 persen cadangan produksi lithium dunia.
Menurut Anwar, seluruh kekayaan sumber daya alam Morowali merupakan berkah untuk mensejahterakan masyarakat. Dia masing ingat ketika mendorong masuknya investasi besar pada industri tambang dan pengolahan hasil tambang. “Semua karena langkah kecil dan keberanian bergerak. Hasil besar selalu dimulai dari langkah kecil,” ujarnya.
Anwar bersyukur menjadi bagian dari sejarah masuknya berbagai perusahaan dunia ke kampung di Sulawesi Tengah. Kampung hasil pemekaran Kabupaten Poso pada 1999. “Sekarang, kampung itu menjadi penyumbang salah satu pendapatan terbesar nasional,” ucapnya.
Anggota Komisi Infrastruktur dan Perhubungan DPR RI ini, melihat potensi besar di Sulawesi Tengah (Sulteng). “Jangan berpikir Sulawesi Tengah itu hanya tingkat Pulau Sulawesi,” kata Anwar dalam seminar “Bicara Gagasan Sulteng” di Universitas Tadulako, Kota Palu, belum lama ini.
Sulawesi Tengah dengan kekayaan sumber daya alam berpotensi menjadi bintang dunia. Semua kekayaan alam ada di provinsi dengan julukan “Kota Lima Dimensi” dapat mendatangkan investasi besar yang dapat memajukan perekonomian masyarakat.
“Sulteng memiliki potensi yang luar biasa dari sisi sumber daya alam, demografi, geografi, perairan. Sulteng adalah daerah yang paling strategis menghubungkan timur dan barat,” kata Anwar.
Anwar yang akan bertarung dalam pemilhan Gubernur Sulawesi Tengah pada 2024, punya mimpi menjadikan Sulawesi Tengah sebagai Jakarta nomor tiga. “Mimpi saya, ibukota negara ke-3 di Indonesia adalah Palu,” ujarnya.
Persempit Kesenjangan
Meski memiliki kekayaan sumber daya alam dan menjadi kawasan industri nikel dunia, Sulawesi Selatan masih memiliki persoalan kesenjangan sosial, kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan. Menurut Anwar, ketiga permasalahan ini harus segera diselesaikan untuk menjadi daerah ketiga setelah Jakarta dan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Kemiskinan, kata dia, disebabkan karena tidak memiliki pendapatan. “Mengapa tidak punya pendapatan, karena tidak punya pekerjaan. Mengapa tidak punya pekerjaan, karena tidak ada lapangan pekerjaan,” tuturnya. Untuk mengatasinya, pemerintah harus menyediakan lapangan pekerjaan.
Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tengah teng pada Maret 2023 sebesar sebesar 12,41 persen, naik 0,11 persen dibandingkan September 2022 dan naik 0,08 persen daripada Maret 2022. Adapun pengangguran terbuka Februari 2023 sebesar 3,49 persen, naik dari Agustus 2022 sebesar tiga persen.
Anwar menceritakan pengalaman sebagai Bupati Morowali pada 2007. Saat itu angka kemiskinan mencapai 27 persen. “Alhamdulillah pada 2018 angka kemiskinan menjadi 14 persen. Dari 27 persen bisa turun 14 persen,” ujarnya.
Salah satu cara menekan angka kemiskinan dengan membuka lapangan pekerjaan. Selain itu, beban pendidikan dan kesehatan yang dialami masyarakat harus dikurangi. “Setiap tahun banyak anak yang putus sekolah dan tidak bisa melanjutkan pendidikan,” kata Anwar.
Bantuan pendidikan diberikan tanpa memandang status sosial. Biaya kuliah mahasiswa dan mahasiswi dari Morowali ditanggung pemerintah kabupaten. Indeka pembangunan manusia yang sebelumnya di angka paling buncit melonjak menjadi nomor dua setelah Kota Palu. Angka kemiskinan terus menurun seiring beban masyarakat yang berkurang.
Anwar memiliki gagasan untuk melakukan penilaian asesmen rencana pembangunan dengan melibatkan rakyat Sulawesi Tengah. Pencarian informasi dan data bisa dilakukan dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi. “Dengan asesmen pemerintah tahu apa sebetulnya keinginan rakyat. Karena banyak sekali program pemerintah tidak tepat sasaran,” kata dia.
Persoalan kesenjangan sosial juga menjadi perhatian lelaki kelahiran 14 Agustus 1969. Menurut dia, penyebabnya karena perusahaan-perusahaan besar yang tidak connect dengan UMKM. Untuk itu dibutuhkan peran pemerintah untuk memfasilitasi para pelaku usaha kecil terhubung dengan perusahaan.
Kemudian, lanjut Anwar, daya dukung desa-desa yang belum maksimal untuk mendukung perkotaan. “Misalnya di Kota Palu harus ada usaha memberdayakan desa-desa di sekelilingnya. Desa Sigi, Desa Donggala ini harus kuat menopang, kalau mau maju,” ujarnya.
Kesenjangan lainnya adalah tentang infrastruktur. Dia membandingkan Kendari, Makassar dengan Palu. “Apa kelebihannya Kendari, kelebihannya Manado, Makassar sama saja. Kelebihan mereka adalah infrastructure connectivity daerah dan kota yang bermuara di kota,” kata dia.
Anwar berharap pemerintah pusat juga akan membangun konektivitas infrastruktur di Palu. “Tidak hanya dengan membangun jalan tol saja,” ucapnya.
Terakhir tentang pengelolaan lingkungan, negara harus hadir. Jangan sampai pengelolaan lingkungan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. “Untuk menjaga lingkungan adalah tugas semua baik pemerintah, pengusaha dan masyarakat,” kata Anwar.