maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke [email protected].

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Pemkab Lamongan

Festival Keleman sebagai Pengungkit Perekonomian  Masyarakat

Festival dapat mendorong perekomian dan penarik wisatawan.#InfoTempo

arsip tempo : 173078174941.

Festival dapat mendorong perekomian dan penarik wisatawan.. tempo : 173078174941.

Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, memasukan Festival Keleman dari Desa Moronyamplung, Kecamatan Kembangbahu, dalam kalender tahunan Ramasinta (Pariwisata Ramah dan Terintegrasi). Tradisi masyarakat sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang dilestarikan secara turun temurun. 

Kelaman yang berasal dari bahasa Jawa “Kelem” artinya menggenang sawah dengan air yang cukup pada pagi atau petang. Tradisi ini menjadi upaya masyarakat setempat dalam mengelola lahan persawahan agar tanah menjadi subur.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan festival diharapkan tidak hanya menjadi sekedar  tradisi masyarakat setempat. “Tapi juga juga dapat mengungkit perekonomian masyarakat dengan berbagai kegiatan yang menarik wisatawan,” ujarnya pada saat membuka dan turut serta mengikuti Festival Keleman 2 di Perkemahan Bumi Moronyamplung, Sabtu, 16 September 2023. 

Yuhronur menginginkan festival dapat dapat mengungkit perekonomian masyarakat dengan berbagai kegiatan yang menarik wisatawan. “Kami ingin supaya festival ini bisa menggerakkan kehidupan ekonomi, dan gairahkan masyarakat untuk terus bersemangat dalam membangun,” kata pria yang akrab disapa Pak Yes ini. 

Festival yang dibalut arak-arakan sebanyak 20 gunungan dengan menempuh jarak sejauh 1,5 kilometer mengelilingi desa. Masing-masing rukun tetangga (RT) menyediakan 20 tumpengan sebagai wujud syukur masyarakat kepada Tuhan atas tersedianya air bersih, kesuburan tanah, serta hasil panen yang melimpah.

Kepala Desa Moronyamplung, Sri Rahayu, mengungkapkan rasa bahagianya, tradisi dan hasil kreasi masyarakat Moronyamplung akan menjadi bagian agenda rutin Pemkab Lamongan. “Kami harap Festival Keleman ini bisa dilanjutkan di tahun-tahun depan dan tidak hanya diikuti oleh masyarakat Moronyamplung saja, tapi juga bisa masyarakat dari luar,” kata dia. 

Para wisatawan atau masyarakat yang hadir tidak hanya dapat menikmati jamuan tumpeng secara gratis, mereka akan dijamu dengan berbagai hiburan mulai dari kirab budaya, atraksi tari kolosal Majapahit, Wayang kulit, Banjari, hingga Jaran Goledhoger.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 3 November 2024

  • 27 Oktober 2024

  • 20 Oktober 2024

  • 13 Oktober 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan