Siaran Digital di Hari Kemerdekaan
Penghentian siaran televisi analog dimulai dari Kota Banda Aceh bersama dengan 14 Kabupaten/Kota lainnya pada 17 Agustus 2021.
Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah memulai program migrasi siaran tv analog ke digital dan penghentian siaran televisi analog switch off (ASO) yang ditargetkan selesai seluruhnya di 2 November 2022. Penghentian siaran televisi analog akan dilakukan secara bertahap menurut daerah dengan tahap pertama dimulai dari Kota Banda Aceh bersama dengan 14 Kabupaten/Kota lainnya pada peringatan Kemerdekaan ke 76 Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 20021 nanti.
"Dari 6 wilayah layanan siaran, diantaranya telah dijadwalkan untuk pelaksanaan ASO Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar termasuk sebagai daerah tahap pertama pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 2021 mendatang," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, dalam diskusi ngobrol@tempo bertema “Bersiap Digital: Sambut Tahap Pertama ASO Dari Aceh” yang diselenggarakan atas kerja sama Tempo Media Group dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu, 9 Juni 2021.
Wilayah siaran Aceh-1 dinilai siap untuk analog switch off . Daerah yang meliputi Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar tersebut saat ini sudah beroperasi empat multiplexing dan lebih dari cukup untuk mengakomodasi migrasi 17 siaran analog yang saat ini bersiaran di daerah tersebut.
Setelah siaran analog dihentikan, maka masyarakat di daerah yang terdampak akan tetap dapat menyaksikan siaran televisi digital, yang menggunakan standar DVB-T2. "Faktor-faktor seperti kondisi geografis, luas wilayah perbatasan, spektrum frekuensi radio dan kemampuan teknologi siaran digital, mempengaruhi desain akhir di Provinsi Aceh sebagai contoh yang terbagi menjadi 14 wilayah siaran," kata Johnny.
Adapun wilayah Aceh-2, seperti Kota Sabang dan Aceh-4 yang meliputi Kabupaten Bireuen dan sekitarnya, saat ini juga sudah bersiaran televisi digital dan akan dihentikan siaran analog di akhir tahun ini.
Penghentian siaran televisi analog secara bertahap mulai 17 Agustus 2021 di enam wilayah layanan siaran di 15 Kabupaten/Kota. Tahap II ASO dijadwalkan berlangsung pada 31 Desember 2021 di 20 wilayah layanan siaran di 44 Kabupaten/Kota.
Tahap III, pada 31 Maret 2022, akan mencakup 30 wilayah layanan di 107 Kabupaten/Kota dan disusul tahap IV pada 17 Agustus 2022 di 31 wilayah siaran di 110 Kabupaten/Kota. Tahap terakhir, pada 2 November 2022 di 24 wilayah layanan di 63 Kabupaten/Kota.
Dewan Perwakilan Rakyat menyambut baik pelaksanaan ASO tersebut karena berdampak positif pada kesehatan penyiaran. “Paling tidak ada 2 harapan digitalisasi tersebut. Pertama, keberagaman konten (diversity content) dan keberagaman kepemilikan (diversity of ownership),” kata Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid.
Dia mengatakan informasi tidak hanya dikuasai oleh sekelompok orang tapi oleh banyak orang. “Saya harapkan TV sedinamis dengan ruang-ruang media sosial,” ujarnya.
Senada, Ketua Komisi Penyiaran Informasi Daerah Kalimantan Timur, Akbar Ciptanto, mengatakan masyarakat akan mendapat beberapa manfaat dari siaran digital. Diantaranya, kualitas siaran dengan gambar resolusi tinggi dan suara yang lebih jernih. Tak hanya itu, pilihan saluran televisi yang bisa dinikmati juga tersedia lebih banyak.
“Kedepannya jika digitalisasi ini sudah berlangsung dengan efektif dan efisien, maka akan ada banyak channel yang jadi pilihan masyarakat untuk menjadi hiburan maupun edukasi,” ujarnya dalam diskusi ngobrol@tempo bertajuk “Arti Penting Perbatasan Bagi ASO Tahap I”, yang disiarkan secara virtual, Rabu, 23 Juni 2021.
Kepala Departemen Transmisi Trans7 Heribertus Kongkolu menyatakan selaku operator yang ditunjuk pemegang multiplexing mendukung program ini terutama di daerah perbatasan. “Kami membantu pemerintah dalam ASO khususnya di Kalimantan Timur dan Utara sejak 2019,” ujarnya.
Di Samarinda, kata dia, sudah 207 kelurahan yang tercover atau 70,80 persen. “Balikpapan ada 110 kelurahan atau 85,53 persen populasi,” kata Heribertus.
Artikel ini dibuat berkat kerja sama antara Tempo Media Group dan Tim Komunikasi Publik ASO Kementerian Kominfo.