TENAGA KERJA
Arus Balik Pekerja Migran
SETELAH 18 bulan menikmati ringgit di Malaysia, Rabiah, 20 tahun, kini menganggur. Pil pahit harus ditelannya karena kontrak kerjanya diputus di tengah jalan oleh perusahaan tempat ia bekerja, Shin-Etsu Sdn. Bhd., di Malaysia. Sejak Januari lalu, ia sudah merasakan dampak krisis global itu: tidak ada lagi jam lembur dan waktu kerjanya susut dari empat menjadi dua minggu per bulan.
Puncaknya, 21 Maret 2009, tamatan Sekolah Menengah Kejuruan Neger
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini