Koper
Koper tua yang terbuat dari kaleng itu peyot. Hampir tak berisi. Tapi dalam empat novel Pramoedya Ananta Toer yang legendaris itu, benda sepele itu jadi buhul tempat berkait sebuah cerita panjang, sebuah sejarah yang getir.
Koper itu sebuah tanda trauma.
Di akhir Anak Semua Bangsa, di dalamnya ditemukan beberapa lembar pakaian milik Annelis yang mati secara tragis. Koper itu pula yang mengingatkan Nyai Ontosoroh kepada masa ketika ia, pada usi
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini