Rushdie
Hari itu Selasa yang cerah di London, persisnya 14 Februari 1989, Valentine's Day, dan Salman Rushdie menerima telepon dari seorang wartawan BBC. "Bagaimana rasanya mengetahui bahwa Anda dijatuhi hukuman mati Ayatullah Khomeini?"
"Tidak enak," ia menjawab. Tapi di dalam hati ia tahu: "Aku mati." I am a dead man. Ia tutup teleponnya, ia tutup daun jendela, ia kunci pintu depan.
Sejak itulah, setahun setelah novelnya, The Satanic Verses, terbit dan di
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini