Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Mitos Keunggulan Ekonomi Syariah

Faktor-faktor di luar keuangan lebih menentukan daripada konsep ekonomi syariah itu sendiri.

29 Juni 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Model Pembiayaan BMT dan Dampaknya bagi Pengusaha Kecil: Studi Kasus BMT Dampingan Yayasan Peramu Bogor
Penulis :Nurul Widyaningrum
Penerbit :Yayasan Akatiga, 2002, Bandung, 172 + xxxi hlm.
Sedikit kejutan bagi orang-orang yang yakin bahwa Islam memiliki sistem ekonomi tersendiri. Buku hasil penelitian Yayasan Akatiga terhadap tiga Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dampingan Yayasan Peramu, Bogor, ini mencuatkan sejumlah temuan penting. Mayoritas responden memperlihatkan tiga hal. Mereka belum memahami esensi sistem syariah (baca: sistem ekonomi Islam) yang digunakan, tak hirau apa- kah BMT menggunakan sistem syariah atau sistem bunga, dan merasa rasio bagi hasil atau mark-up yang diserahkan ke BMT terlalu besar—bahkan bisa lebih besar dari angsuran ke bank yang menggunakan bunga. Memang, tiga temuan di atas hanya sebagian dari temuan lain yang tak kalah penting, yang menggambarkan keberhasilan BMT sebagai institusi keuangan mikro (IKM). Tapi, mencermati tiga butir temuan penting yang disebut di atas teramat sah bila orang menarik kesimpulan sementara—atau bahkan proposisi—bahwa keunggulan BMT bukan terletak pada diberlakukannya sistem syariah, melainkan pada kemudahan prosedur, keringanan persyaratan, cepatnya pelayanan, dan sistem "jemput bola". Meski begitu, perkembangan jumlah BMT mencatat hasil yang mengesankan. Pada akhir 1995, saat BMT mulai dikenal, terdapat 300 BMT di Indonesia. Setahun berikutnya terdapat 700 BMT dan pada pertengahan 1998 mencapai 2.470 BMT. Perkembangan pesat ini, boleh diduga, karena pembiayaan keuangan mikro memang lahan yang "kosong". Bank konvensional, kecuali Bank Rakyat Indonesia, enggan terjun ke wilayah ini karena berbagai alasan. Selain itu, BMT dapat berkembang pesat karena mereka memiliki tenaga pelaksana yang tangguh: satu faktor yang tidak disinggung dalam buku ini. Mereka adalah orang-orang yang yakin akan keunggulan sistem ekonomi syariah dan berusaha mewujudkannya dengan segenap kemampuan yang mereka miliki. Edi Sudarjat, Redaktur Cakram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus