Hanya Bercanda
Selalu ada yang serius di balik sesuatu yang diklaim sepele. “Hanya bercanda” menjadi contoh konkret.
UNGKAPAN “hanya bercanda” sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat. Ungkapan ini biasanya menjadi pagar (hedges) ketika sebuah lelucon justru menyinggung pihak lain. Dengan mengucapkan “hanya bercanda”, si penutur berusaha mengurangi atau bahkan membatalkan intensitas serangan dalam lelucon atau candaannya.
Namun strategi ini tidak selalu berhasil. Alih-alih membatalkan dampak tuturan, strategi ini justru
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini