Jembatan Bahasa: Indonesia-Prancis
Orang-orang di Hindia Belanda jadi akrab dengan istilah mode, salon, parfumerie, dan café. Justru bukan dari kalangan elite birokrat, yang secara politis mengatur kuasa bahasa, kemajemukan bahasa ditawarkan.
Setyaningsih*
“KIRA-kira ada seperempat jam lamanya Hidjo dan Raden Ajeng Biroe berjalan-jalan di dalam Sriwedari sambil omong-omongan. Lalu mereka duduk di kursi yang sudah tersedia di depan restoran yang sedikit remang dan terlindung dari pandangan orang […] Sesudah meminta dua botol limun kepada jongos restoran, lalu dia berkata kepada Raden Ajeng.” Dalam novel Student Hidjo garapan Mas Marco Kartodikromo yang semula dimuat
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini