Menyangkal Petir Menyanggah Pohon
Amarzan Loebis
KETIKA saya menjenguk pemba-ngunan rumah-galeri seorang te-man pelukis di Yogyakarta, lama lampau, saya menemukan sejumlah cagak besi yang sulit saya pa-hami di lantai tiga, yang direnca-na-kan sebagai lahan parkir dan tempat -kumpul-kumpul bila ada acara diskusi—atau sekadar minum kopi. ”Ini apa, Bung?” saya bertanya. Sang pelukis, dengan wajahnya yang tirus dan jeng-gotnya yang melambai-lamb
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini