BUKAN hanya slogan "Merokok secara aman" yang ditawarkan. Kini, CA. Blockers Inc., sebuah perusahaan rokok di Louisville, Kentucky, AS, musim panas ini mulai memasarkan sigaret yang membawa bahan penawar nikotin. Optima nama sigaret baru itu. Bentuk, ukuran, dan kemasannya tak beda dengan kebanyakan rokok lainnya. Sebatang Optima, seperti lazimnya rokok putih, juga mengandung 8-9 mg getah tembakau. Keistimewaannya, tembakau Optima ditaburi bahan tambahan yang disebut N-Blocktin, sebuah bahan kimia sintetis yang mampu menjinakkan nikotin. Rumus molekul serta komposisi bahan aditif itu, tentu, masih menjadi rahasia pabrik. Asap rokok, sebagaimana diketahui, membawa nitrosamin, atau sering disebut nikotin, yang dikategorikan sebagai zat karsinogenik, penyebab kanker. Tapi L. Douglas Keeney, Dirut CA. Blockers Inc., menjamin bahwa N-Blocktin bisa membuat nikotin tak berkutik, dengan memblokir pembentukan rantai panjang nitrosamih. Rantai panjang nitrosamin ini bisa menutup sel paru dan mendorong sel itu tumbuh dengan liar, alias menginisiasi sel kanker. Pengujian pada paru tikus telah membuktikan keampuhan N-Blocktin itu. Lantaran belum teruji secara klinis, Dietrich Hoffman, Direktur American Health Foundation, masih menolak penemuan baru ini. "Masih prematur. Belum ada data terpercaya yang mengesahkannya sebagai sigaret yang aman," ujarnya. N-Blocktin sendiri ditemukan oleh ahli-ahli farmakologi dari Sekolah Tinggi Kedokteran Louisville. CA. Blockers-lah yang buru-buru membeli hak patennya. Di pasaran Amerika, Optima mungkin bakal bersaing dengan RJR. RJR bentuknya seperti rokok biasa. Di ujung batang RJR terdapat karbon hangat, yang bisa menggantikan bakaran tembakau. Di belakangnya terdapat kapsul yang mengandung "asap" nikotin. Jika "rokok" ini dihisap, akan mengalirkan hawa hangat yang beraroma nikotin. RJR Nabisco Inc., produsen rokok bohongan itu, mempromosikan produknya sebagai, "Terobosan paling nyata dalam sejarah sigaret." Produk itu ditawarkannya sebagai pilihan baru, kendati tanpa rekomendasi "lebih aman". Namun, beberapa organisasi kesehatan Amerika menolak kehadirannnya. RJR dianggap tak bisa menjadi alternatif bagi perokok yang ingin menghentikan kebiasaannya. Justru, RJR dikhawatirkan bakal mengantar seseorang menjadi pencandu rokok. Selama belum ada restu dari FDA, lembaga pengawasan obat dan makanan Amerika, diduga pemasaran RJR tak akan meraup sukses.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini