maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Mengembalikan Hijau Jakarta

Jakarta sedang melakukan ”bunuh diri ekologi”, demikian kata para ahli lingkungan. Kualitas lingkungan di ibu kota Republik Indonesia ini begitu buruk. Badan Kesehatan Dunia, WHO, pada 2006 menempatkan Jakarta sebagai kota ketiga terpolutif di dunia setelah Kota Meksiko dan Bangkok. Dalam setahun hidup di Jakarta, hanya 22 hari kita menikmati udara bersih, 223 hari udara sedang, 95 menghirup udara tak sehat, dan 4 hari sangat tidak sehat.

Saat banjir besar Februari lalu, sekitar 60 persen wilayah kota kebanjiran. Di musim kemarau, Jakarta kekeringan. Permukaan tanah turun 2-8 sentimeter per tahun. Intrusi air laut sudah menjangkau kawasan Monas.

Penyebab terbesar dari kemerosotan kualitas lingkungan Jakarta adalah makin menurunnya luas ruang terbuka hijau. Tak hanya menjadi paru-paru kota, ruang hijau adalah buffer dari hantaman kerusakan lingkungan. Ini sungguh disayangkan, karena Jakarta pernah punya rencana tata kota yang sangat pro-lingkungan: ”Rentjana Induk Djakarta 1965-1985”, yang sekaligus masterplan pertama kota ini. Di dalamnya ada konsep greenbelt yang merupakan bagian dari ruang terbuka hijau, seluas 37,2 persen dari luas kota. Kini ruang terbuka hijau tinggal sekitar 10 persen saja.

Di awal masa kerja Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Tempo menurunkan laporan tentang tata kota Jakarta dan ruang terbuka hijau. Inilah saatnya untuk tidak menambah kemerosotan kualitas lingkungan. Contohlah Chaerudin, warga Kali Pesanggrahan, dan Abdul Khodir di Condet yang telah menikmati secuil lahan hijau di Jakarta.

arsip tempo : 171474759068.

. tempo : 171474759068.

MAU berteduh di Senayan pada siang terik? Tak ada pilihan lain, cepatlah masuk ke salah satu pusat belanja di kawasan Jakarta Pusat itu. Suasananya adem dan nikmatilah sejuknya pendingin ruangan yang digerakkan ribuan watt tenaga listrik. Kawasan Senayan sendiri hampir tidak menawarkan lebih dari itu.

Di sepanjang Jalan Asia Afrika itu berdirilah sejumlah ”pohon beton” de ngan lebatnya: Plaza Senayan, Sena yan City, Senayan Trade Centre, Ged

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 28 April 2024

  • 21 April 2024

  • 14 April 2024

  • 7 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan