Empat Raja Kapal Siluman
SETELAH pemerintah memberlakukan moratorium perizinan penangkapan ikan, ratusan kapal tak kembali ke pelabuhan pangkalan. Mereka pulang ke negara asal meski sebelumnya menggunakan bendera Merah Putih. Aneh, tapi hal itu justru membuktikan satu hal: selama ini mereka cuma berpura-pura menjadi kapal Indonesia untuk mengeruk ikan di laut Nusantara.
Kapal-kapal itu antara lain berhubungan dengan perusahaan Husni Manggabarani, Tex Suryawijaya, dan Tomy Winata. Tempo menelusuri pelabuhan-pelabuhan di Thailand dan Cina serta mengurai bertumpuk dokumen untuk mengungkap pengusaha di balik kapal-kapal siluman tersebut.
SERATUSAN orang memenuhi Pelabuhan Perikanan Ambon, akhir Januari lalu. Sebagian di antara mereka lalu-lalang sambil merokok atau menelepon, atau baru datang menenteng kantong belanjaan. Yang lain duduk berkerumun membentuk koloni-koloni kecil, bersenda gurau, tak jauh dari puluhan bahtera yang tertambat di dermaga.
"Mereka anak buah kapal dari Thailand, Kamboja, dan Myanmar," ujar Tina, pemilik warung kecil di pelabuhan. Dulu, kata dia, para kru
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini