Celetuk Bahasa Tempo: Tali-temali Gender
Senin, 1 Maret 2021
Bahasa Indonesia sebenarnya mengembangkan akhiran berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Kosakata untuk perempuan misalnya wartawati, karyawati, seniwati, dan direktris. Namun, perlahan-lahan, pembedaan itu lenyap.
Juru warta berjenis kelamin apa pun bisa disebut wartawan. Perempuan yang memimpin perusahaan tak lazim lagi disebut direktris, cukup dengan direktur. Tapi kadang ada ketidakkonsistenan. Ada beberapa sebutan berbau kelamin yang masih bertahan, contohnya polwan atawa polisi wanita, meskipun kita tidak akan menemukan sebutan polki alias polisi laki-laki.
Namun, menariknya, bahasa Indonesia konsisten mempertahankan pengelompokan gender serapan bahasa Arab. Kata hadirin dijejerkan dengan hadirat, almarhum dengan almarhumah, muslimin dengan muslimat, mukminin dengan mukminat, dan sebagainya.