Anda memiliki 3 free artikel untuk minggu ini. Dapatkan
8 artikel gratis setelah Register.
Syahdan, ekonom mana pun tidak bisa memprediksi secara presisi siklus bisnis. Namun, dengan data, tren, dan geopolitik, cerdik pandai minimal bisa menakar angin perekonomian global akan bergerak ke mana. Sayangnya, perhitungan mereka untuk 2020 menghasilkan ramalan muram. Ancaman resesi membuat dunia diliputi kegentingan. Perlambatan ekonomi bakal kembali menghantam semua negara dengan pukulan yang lebih kencang, tak terkecuali Indonesia. Pada masa itu, tujuh sektor industri berpeluang menjadi harapan bagi perekonomian dalam negeri.
Pengusaha besar garmen dan tekstil meraup untung besar dari ekspor. Pengusaha kelas menengah masih enggan beralih dari mesin tua.
Industri alas kaki menjadi salah satu andalan Indonesia dalam perdagangan global. Mendapatkan peluang menambah ekspor ke Amerika Serikat setelah negeri itu terlibat perang dagang dengan Cina. Masih tertinggal oleh Vietnam dalam memperluas jangkauan ke pasar Uni Eropa.
Beragam intervensi kebijakan pemerintah dan bank sentral membuat industri properti kembali bergairah. Pertumbuhan di sektor ini diharapkan menjadi penggerak bisnis lain untuk menopang pertumbuhan ekonomi 2020.
Gurihnya bisnis data Internet membuat operator telekomunikasi berlomba menggarap sambungan kencang. Didorong performa bisnis digital yang sedang mengembang.
Defisit pasokan nikel di dunia memperbesar peluang bagi industri pengolahan hasil tambang tersebut untuk tumbuh di masa mendatang. Potensinya meningkat seiring dengan geliat pembuatan baterai untuk kendaraan listrik.
Pemerintah menggeber pembangunan di sektor pariwisata. Terganjal harga tiket domestik dan perang dagang.
Adrian Panggabean, Kepala Ekonom Bank CIMB Niaga
Anda memiliki 3 free artikel untuk minggu ini. Dapatkan
8 artikel gratis setelah Register.