Hasnan Habib: Selama Rakyat Kecil Terus Ditindas, Terorisme Tetap Hidup"
KETIKA tragedi Selasa Hitam terjadi, Adnil Hasnan Habib sedang berada di sebuah hotel di Frankfurt, Jerman. Gambar yang dramatis—kebakaran di Gedung World Trade Center, New York, disusul kehancuran pencakar langit kembar itu serta porak-porandanya satu sisi bangunan Pentagon—membuat perasaan jenderal purnawirawan TNI dengan tiga bintang ini campur aduk. Ia bingung, ngeri, dan tak mengerti. "Di Jerman, hanya ada televisi lokal yang berbahasa Jerman. Bahkan media massa cetak juga kebanyakan berbahasa Jerman," kata pengamat militer dan salah satu penyusun kurikulum pendidikan tinggi militer di Indonesia itu.
Minggu, 30 September 2001
Keesokan harinya, Hasnan, 75 tahun, membuka internet dan baru tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Tapi, semua yang dibaca alumni Akademi Militer Yogyakarta (1945-46) ini justru membuatnya makin terkejut. Dengan sistem pertahanan yang sangat canggih, menurut mantan Duta Besar Indonesia di Thailand (1979-82) itu, hampir tidak mungkin AS bisa ditembus. Ketika dunia bereaksi atas serangan yang berakibat meninggalnya atau hilangnya ribuan jiwa itu...