Thom Beanal: "Kami Sudah Merdeka pada 1961"

Sebuah rutinitas baru kini melanda hidup Thom Beanal: mengangkat telepon genggamnya saban beberapa menit. Melalui telepon merek Nokia berwarna merah itu, ia melayani permintaan dan pertanyaan dari segala penjuru: wartawan yang ingin mewawancarai, tokoh Papua perantauan yang ingin bertemu, warga masyarakat yang mau menyampaikan isi hati, pemuka adat, pejabat pemerintah, polisi, mahasiswa, dan entah siapa lagi. Dering telepon itu kian menjadi-jadi, selama Kongres Rakyat Papua (31 Mei-4 Juni 2000)berlangsung di Jayapura.


Minggu, 18 Juni 2000

Sepuluh perantau Papua yang baru datang dari negeri-negeri jauh—di kawasan Eropa dan Asia—bahkan merasa tak cukup bersilaturahmi dengan tokoh Papua itu melalui telepon. Mereka berbincang lama dengannya, menyanyikan I Surrender All tatkala ia sedang meladeni wawancara TEMPO. Dan mereka memberinya lukisan burung cenderawasih yang sedang bertengger di pohon yang dahannya melintas di atas sebuah sungai. Di bawahnya terpancang tonggak dengan...

Berita Lainnya